Setiap hari seorang muslim meminta kepada Allah setidaknya 17 kali agar selalu ditunjuki kepada jalan yang lurus. Apa itu muslim? Muslim itu diterjemahkan sebagai orang yang berserah diri kepada Allah. Berikut bunyi ayatnya di dalam Alquran
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata:”Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri” (QS.41:33)
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. (QS. 4:125)
Semenjak Nabi Ibrahim orang yang memenuhi kriteria di atas, mereka sudah dikategorikan sebagai muslim. Umat sebelum Ibrahim pun demikian juga karena hanya ada satu Tuhan dan pesannya tentu tidak akan jauh berbeda dari zaman ke zaman yakni pesan tauhid dan mengerjakan kebajikan. Nabi Muhammad seperti juga para rasul sebelumnya, diutus Allah ke muka bumi untuk menjadi rahmat pada sekalian alam. llah di dalam Alquran menegaskan tidak ada perbedaan di antara rasul Allah (QS 2:91). Oleh karena itu, mereka membawa misi yang sama menegakkan kalimat Tuhan di muka bumi dan mengingatkan umat manusia untuk kembali ke jalanNya. Rasul itu diutus dalam rangka mewujudkan kesentosaan di bumi ini yang disebut juga dengan kata lain rahmatallil'alamin.
Mari kita lanjutnya, seorang muslim senantiasa meminta jalan yang lurus. Apakah jalan yang lurus itu? Ternyata jawabannya ada pada QS 6:151-153 yang berisikan suruhan dan laranganNya sekaligus:
- Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia,
- Berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak,
- Janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka;
- Janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak diantaranya maupun yang tersembunyi,
- Janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan suatu (sebab) yang benar.
- Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfa’at, hingga sampai ia dewasa.
- sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil.
- Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabatmu, dan
- penuhilah janji Allah
Jika dilihat dari ayat-ayat di atas, berdasarkan tujuannya dapat kita bagi dua saja
- hubungan hamba dengan Allah (hablumminallah) : jangan memperserikatkan Allah (1), ini adalah larangan yang serius dan tidak ada tawar menawar lagi dan satu lagi memenuhi janji dengan Allah (9).
- hubungan antara manusia (hablumminannas) : hormat kepada orang tua (2), tidak membunuh anak karena takut miskin dan membunuh orang lain tanpa hak (3 dan 5), tidak melakukan perbuatan keji (4), tidak memakan harta anak yatim (6), menyempurnakan takaran (tidak curang dalam bisnis) (7), berlalu adil tanpa pandang bulu (8).
Meskipun hubungan dengan lingkungan tidak tercantumkan di sini, ayat lain juga telah mengingatkan bahwa Allah melarang berbuat kerusakan pada lingkungan contohnya QS 7:56; 30:41.
Semua jalan itu sanggup di jalani oleh manusia jika mau tapi tantangannya memang berat untuk kita semua.
Allah melarang mengikuti jalan lain, jalan yang akan menceraiberaikan kita dari jalanNya seperti yang diterangkan dalam QS6:153. Output yang diharapkan Allah menempuh jalan yang lurus ini adalah agar kita menjadi orang yang bertaqwa.
Semoga kita termasuk dalam kriteria tersebut atau paling tidak telah menyadari bahwa inilah jalan yang mesti ditempuh agar masuk ke dalam koridor yang benar. Semoga...