Tak ada orang tua-tua yang saat sekarang berumur 50 tahun ke atas
(tahun 2023) yang tidak tahu dengan kalason. Kalason adalah seni musik
instrumen khas Minang (saat sekarang Sumatera Barat) yang berupa alat
musik petik yang dipasang kendaraan bermotor yang biasanya bus atau truk
sebagai hiburan selama dalam perjalanan. Musik-musik yang dimainkan
berirama khas lagu-lagu Minang klasik, tetapi tidak tertutup juga
kemungkinkan lagu-lagu lain dimainkan juga.Irama kalason ini juga bisa dimainkan dengan keyboard alat musik organ. Mobil Chevrolet 1957 dilengkapi dengan instrumen legendaris ini silakan dicek di laman Youtubenya di Safri Chanel.
Tradisi kalason ini
muncul karena adanya semacam keinginan untuk mendapatkan hiburan
sepanjang perjalanan di bus masa-masa tahun 60-70an. Nada-nada musik
yang dimainkan mengikuti nada-nada saluang atau rabab. Setiap bus
memiliki ciri khas lagu-lagu yang mereka mainkan. Lagu
Sinar Riau adalah salah satu lagu yang terkenal yang sering dimainkan
dengan kalason. Sopir tidak saja menjadi pengendara yang handal melewati
jalan-jalan perbukitan di Sumatera yang terkenal berbahaya, tapi juga
seorang seniman. Tak salah kiranya sopir ini disukai bahkan dicintai
banyak orang. Akibatnya sopir ini disebut salah seorang yang seiring
punya isteri lebih satu di masa itu. Saat sekarang bus-bus AKAP dilengkapi dengan telolet, tapi yaa sepertinya seni kalason ini jauh lebih artistik dibandingkan dengan telolet.
Kalason ini
merupakan alat musik petik yang dipasang di bawah setir mobil yang bisa
dimainkan dengan satu tangan saja. Perjalanan bus di zaman dahulu
tidaklah secepat sekarang, tentu saja para sopir bisa memainkannya dalam
perjalanan. Jalan-jalan dahulu bahkan ada jalan tanah yang di musim
hujan sulit sekali dilewati. Orang-orang tua dulu di zaman PRRI sering
menyebutkan pameo perbandingkan antara jalan di Jakarta dengan jalan di
daerah. Kalau di Jakarta ada tulisan "Awas Jalan Licin", sementara di
daerah "Awas Jalan Berlubang!". Saking berlubangnya jalan di masa itu,
kerbau bisa menggunakannya untuk kubangan.
Penemu kalason ini
tentu saja menarik untuk ditelusuri bersama, siapakah yang pertama kali
menggagas alat musik memikat ini. Bagaimana proses kreatif penciptaan alat ini sehingga menjadi simbol kesenian khas Minangkabau di zaman modern tentunya patut diberikan penghargaan. Tentunya ini bisa jadi kajian menarik
untuk akademisi terutama yang terkait seni dan budaya Alam Minangkabau.
Tidak tertutup juga kemungkinan seni kalason ini didaftarkan jadi
kekayaan tak benda masyarakat Minangkabau sebelum ilang disamba alang (hilang pula disembar elang).
Alhamdulillah, upaya pelestarian itu sepertinya sudah ada, beberapa orang masih mengkoleksi alat musik legendaris ini dan masih bisa memainkannya di zaman ChatGPT yang mulai mengganas seperti di laman Youtube Biladari Chanel.
Berikut ini lagu-lagu klasik yang biasa dimainkan kalason di masa lalunya: Sinar Riau, Lubuak Sao, Palayaran Banda, Ratok Karisiak, Kamamam, Mudiak Arau, Tacinto Bungo Larangan, Singgalang dan banyak lagi lagu-lagu lama.